Minggu, 20 November 2011

Hapus Dahaga Gelar


Kemenangan lawan Malaysia pada laga final akan menjadi penghapus dahaga gelar selama 20 tahun. Terakhir kali timnas Indonesia mendapat gelar internasional adalah pada SEA Games 1991 di Manila, Fi l i p i nImage a . Selepas itu, timnas senior maupun timnas U-23 tidak pernah merasakan JAKARTA– Tinggal selangkah lagi timnas U-23 merebut emas SEA Games 2011. nikmatnya menjadi juara.

Pertemuan Titus Bonai dkk dengan H a r i - m a u Malaya di final merupakan tantangan tersendiri mengingat kekalahan 0-1 dari lawan yang sama pada pertandingan terakhir penyisihan Grup A, Kamis (17/11). Karena itu,pertandingan nanti bisa menjadi momentum krusial bagi Titus Bonai dkk. Selain mengincar kemenangan sebagai aksi balas dendam, keberhasilan menggulingkan Malaysia di pertandingan nanti juga bermakna mengembalikan kejayaan Indonesia atas negeri jiran itu. Sebab, di final Piala AFF 2010, timnas senior Indonesia sempat dipermalukan Mohd Safiq Rahim dkk.

Pelatih Timnas U-23 Indonesia Rahmad “RD”Darmawan optimistis timnya akan mewujudkan ambisi itu. Optimisme itu lantaran timnya tak menurunkan the winning team saat bentrok dengan Malaysia. Kali ini, dengan skuad utama yang akan bertanding, hasil maksimal pun menjadi bidikan timnas muda Merah Putih.Walaupun sempat menjalani laga berat kontra timnas U-23 Vietnam di babak semifinal, motivasi berlipat dan keinginan kuat mengukir sejarah manis diyakini akan mengganti lelahnya kondisi para punggawa timnas.

“Justru bertemu mereka (Malaysia) di partai final jadi kesempatan membangun semangat pemain. Kalah kami pernah mengalaminya, jadi kenapa harus takut.Semangat juang dari anak-anak yang akan kami angkat dan itu sudah kami ciptakan sejak lama,” ungkap RD seusai memimpin anakanak asuhnya berlatih ringan di Hotel Sultan,Jakarta,kemarin. Kendati demikian, RD tetap mengakui kurangnya waktu untuk memulihkan kondisi fisik pemain yang kelelahan sebagai kendala utamanya. Namun,berbagai siasat sudah disiapkan pelatih asal Metro, Lampung, tersebut.

Menurut pelatih berusia 44 tahun ini,terdapat dua hal yang akan diterapkan agar kondisi pemainnya cepat pulih. Pertama dengan memanfaatkan masa pemulihan dengan tepat, kedua bermain efisien saat dijajal tim besutan Ong Kim Swee tersebut. “Kalau dibandingkan dengan Malaysia mungkin kita kalah soal recovery. Malaysia punya waktu recovery dua jam lebih dulu. Kemudian intensitas permainan antara Malaysia dengan Myanmar tidak setinggi seperti saat kami bertemu Vietnam.Pasti akan berbeda energi yang dikeluarkan masing-masing,”papar RD. Tingginya motivasi para punggawa timnas muda Merah Putih juga disampaikan top skor Indonesia di ajang SEA Games kali ini,Patrich Wanggai.

Bomber yang mencetak salah satu gol kemenangan timnas U- 23atas Vietnaminiberseruakan mengeluarkan segala kemampuan yang dimiliki demi mewujudkan prestasi untuk persepakbolaanTanah Air. “Saya sangat termotivasi untuk tampil baik besok (hari ini) demi memberikan prestasi tertinggi bagi Indonesia. Saya akan siap dengan apa pun instruksi yang nantinya diberikan pelatih,” kata Patrich kemarin.

Senada dengan apa yang disampaikan Patrich,Titus pun memiliki target yang sama dengan rekannya itu. Menjadi yang terbaik adalah incaran semua pemain dari awal kerja keras mereka di fase grup.Titus yang tidak pernah absen dan selalu bermain penuh di setiap pertandingan yang dijalani timnas selalu berdoa bisa membalas semua kepercayaan tersebut. “ Kami sama-sama berdoa, semoga bisa memberikan yang terbaik setelah semua kerja keras kami selama ini,”tandas Titus.

Tambahan Emas

Sementara itu, menjelang penutupan SEA Games besok, kontingen Indonesia terus menuai medali emas. Dari Palembang kemarin, kontingen Indonesia menambah 4 medali emas, 4 perak, dan 3 perunggu dari cabang cabang fin swimming (selam), tenis, voli indoor, dan catur. Selam kemarin menyumbang 3 emas, 3 perak, dan 2 perunggu. Keran medali emas Indonesia dibuka dari nomor 100 meter bi-fins putri.

Peselam putri Indonesia sukses mendominasi nomor 100 meter bifins dengan menyabet medali emas dan perak. Margaretha Herawati menggenggam medali emas setelah finis pertama dengan catatan waktu 51,03 detik.Di belakangnya peselam Indonesia lainnya, Amanita Muskarianny, berhak atas medali perak seusai finis 51,45 detik. Medali perunggu diraih peselam Thailand Tassamol Petchsangroj yang finis ketiga dengan waktu 52,02 detik.“Senang sekali bisa menyumbang medali bagi kontingen Indonesia, apalagi emas. Mudahmudahan di nomor lain juga bisa meraih hasil yang sama,” ujar Margaretha seusai lomba tadi malam.

Di bagian putra, Reza Novaris menyumbang medali perak di nomor 100 meter bifins. Reza finis kedua dengan waktu 44,86 detik. Sementara peselam Thailand Nutt Wesshasartar berhasil finis pertama dengan 44,37 detik. Peselam Vietnam Nguyen Ngoc Quang yang mencatat waktu 45,20 detik berhak atas medali perunggu. Tambahan medali emas Indonesia datang dari nomor 200 meter surface putra.Petrol Apostle Kambey finis pertama dengan catatan waktu 1 menit 24,60 detik.

Catatan waktu Petrol lebih baik dari Nguyen Trung Kien dari Vietnam yang finis kedua dengan waktu 1 menit 26,54 detik dan peselam Indonesia lainnya, Reinhard Tommel, yang berhak atas medali perunggu setelah menyelesaikan lomba dengan waktu 1 menit 26,88 detik. Satu lagi medali emas dipersembahkan peselam putri Indonesia Angeline Soegianto di nomor 200 meter surface putri. Dia sukses finis lebih cepat dibandingkan dua peselam Vietnam yang meraih medali perak dan perunggu.

Angeline finis dengan waktu 1 menit 38,07 detik. Di belakangnya berturut-turut finis duo Vietnam Duong Thi Huyen Trang (1 menit 39,42 detik) dan Thi Truc Linh Nguyen (1 menit 40,17 detik). Dari arena bola voli, gelar juara bertahan tim voli putra Indonesia pada SEA Games Laos 2009 lalu lepas dari genggaman. Emas pada cabang olahraga (cabor) voli khusus putra ini dirampas tim Thailand. Pada partai final yang berlangsung sengit selama 1 jam 17 menit di gedung Palembang Sport Convention Center (PSCC) tadi malam, Andri Widiatmoko dkk harus mengakui ketangguhan permainan Yuranan Sriutthawong dkk 0-3.

Dengan medali emas diraih Thailand, berarti tim Negeri Gajah Putih ini berhasil mengawinkan medali emas. Pasalnya, pada pertandingan sebelumnya,tim putri Thailand menundukkan tim putri Vietnam 3-1. Sementara petenis Indonesia Christopher Rungkat mengakhiri paceklik medali emas SEA Games sejak 1993. Dia berhak meraih emas setelah mengalahkan petenis Thailand Danai Udomchoke straight set 6-2,6-2. Christo––sapaan Christopher–– mengaku yakin dapat memenangi pertarungan dengan Danai setelah mengatasi laga semifinal melawan petenis Filipina Cecil Mamiit,Sabtu (19/11).

“Saya yakin keluar dari lubang jarum ketika melawan (Cecil) Mamiit di semifinal. Ini memacu saya untuk melawan Danai,” ujar Christo seusai meraih kemenangan kemarin. Ayu Fani Damayanti melanjutkan tradisi medali emas tunggal putri sejak 2005 setelah mengalahkan unggulan pertama Noppawan Lertcheewakarn (Thailand) pada final tunggal putri 6-4,6-1.

“Ini perjuangan yang sangat berat karena rencana awalnya pertandingan dimulai pukul 10.00 WIB dan saya main partai kedua, tetapi tertunda karena hujan. Ini perang mental karena menunggu lama, sama-sama lelah,” kata Ayu susai pertandingan.

0 komentar:

Posting Komentar